banner 728x250
Askep  

Diagnosa Keperawatan Medikal Bedah yang Dapat Muncul pada Asuhan Keperawatan Gangguan Imun Dengan B20

B20 atau HIV-AIDS merupakan infeksi retrovirus RNA yang dulunya disebut sebagai “human T lymphotropic virus III” (HTL-III). Infeksi HIV akan merusak limfosit T, terutama CD4+, yang akan menyebabkan imunodefisiensi. Berikut adalah beberapa diagnosA keperawatan yang dapat muncul pada asuhan keperawatan dengan B20 :

Diagnosa

Gangguan Mobilitas Disik (D.0054) b.d Gangguan Imunitas d.d Kekuatan Otot Menurun

Outcome

Mobilitas Fisik meningkat (L.05042)

Intervensi

Dukungan Ambulasi (1.06171) 

  1. Observasi
    • Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
    • Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
    • Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai ambulasi
    • Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi
  2. Terapeutik
    • Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika perlu
    • Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan ambulasi
  3. Edukasi
    • Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
    • Anjurkan melakukan ambulasi dini

Baca juga : 5 Diagnosa Keperawatan yang Sering Muncul di Ruang Rawat Inap

Diagnosa

Resiko Ketidakseimbangan Elektrolit (D.0019) b.d gangguan Imunitas d.d ketidakseimbangan cairan

Outcome

Keseimbangan Elektrolit  meningkat (L.03021)

Intervensi

PEMANTAUAN ELEKTROLIT (I.03122)

  1. Observasi
    • Identifikasi kemungkinan penyebab ketidakseimbangan elektrolit
    • Monitor kadar elektrolit serum
    • Monitor mual, muntah dan diare
    • Monitor kehilangan cairan, jika perlu
    • Monitor tanda dan gejala hypokalemia (mis. Kelemahan otot, interval QT memanjang, gelombang T datar atau terbalik, depresi segmen ST, gelombang U, kelelahan, parestesia, penurunan refleks, anoreksia, konstipasi, motilitas usus menurun, pusing, depresi pernapasan)
    • Monitor tanda dan gejala hyperkalemia (mis. Peka rangsang, gelisah, mual, munta, takikardia mengarah ke bradikardia, fibrilasi/takikardi ventrikel, gelombang T tinggi, gelombang P datar, kompleks QRS tumpul, blok jantung mengarah asistol)
    • Monitor tanda dan gejala hiponatremia (mis. Disorientasi, otot berkedut, sakit kepala, membrane mukosa kering, hipotensi postural, kejang, letargi, penurunan kesadaran)
    • Monitor tanda dan gejala hypernatremia (mis. Haus, demam, mual, muntah, gelisah, peka rangsang, membrane mukosa kering, takikardia, hipotensi, letargi, konfusi, kejang)
    • Monitor tanda dan gejala hipokalsemia (mis. Peka rangsang, tanda IChvostekI [spasme otot wajah], tanda Trousseau [spasme karpal], kram otot, interval QT memanjang)
    • Monitor tanda dan gejala hiperkalsemia (mis. Nyeri tulang, haus, anoreksia, letargi, kelemahan otot, segmen QT memendek, gelombang T lebar, kompleks QRS lebar, interval PR memanjang)
    • Monitor tanda dan gejala hipomagnesemia (mis. Depresi pernapasan, apatis, tanda Chvostek, tanda Trousseau, konfusi, disritmia)
    • Monitor tanda dan gejala hipomagnesia (mis. Kelemahan otot, hiporefleks, bradikardia, depresi SSP, letargi, koma, depresi)
  2. Terapeutik
    • Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
    • Dokumentasikan hasil pemantauan
  3. Edukasi
    • Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
    • Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

Baca juga : Contoh Diagnosa Keperawatan pada Asuhan Keperawatan Perioperatif

Diagnosa

Resiko infeksi (D.0142) b.d gangguan Imunitas d.d ketidakmampuan mencerna makanan d.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh

Outcome

Tingkat infeksi menurun (l. 14137)

Intervensi

PENCEGAHAN INFEKSI (I.14539)

  1. Observasi
    • Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi
    • Identifikasi kontraindikasi pemberian imunisasi
    • Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan ke pelayanan kesehatan
  2. Terapeutik
    • Berikan suntikan pada pada bayi dibagian paha anterolateral
    • Dokumentasikan informasi vaksinasi
    • Jadwalkan imunisasi pada interval waktu yang tepat
  3. Edukasi
    • Jelaskan tujuan, manfaat, resiko yang terjadi, jadwal dan efek samping
    • Informasikan imunisasi yang diwajibkan pemerintah
    • Informasikan imunisasi yang melindungi terhadap penyakit namun saat ini tidak diwajibkan pemerintah
    • Informasikan vaksinasi untuk kejadian khusus
    • Informasikan penundaan pemberian imunisasi tidak berarti mengulang jadwal imunisasi kembali
    • Informasikan penyedia layanan pekan imunisasi nasional yang menyediakan vaksin gratis

Daftar Referensi :

  1. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta:DPP PPNI
  2. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2017. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta:DPP PPNI
  3. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2017. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta:DPP PPNI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *