Opini  

Kebutuhan Praktik ‘Tutorial Laboratorium’ Mahasiswa Keperawatan Selama Pandemi

Photo/ freepik.com

Mediaperawat.id – Selama pandemic, dunia pendidikan seakan menjadi harapan baru bagi para mahasiswa untuk kembali menuntut ilmu secara normal. Banyak keluhan yang didapatkan dari mahasiswa terkait pembelajaran jarak jauh. Adanya pembelajaran jarak jauh memang mempermudah untuk mendapatkan lebih banyak materi-materi yang sifatnya teori dan juga bisa menambah relasi dengan teman baru melalui webinar-webinar yang diadakan secara online. Adanya kebijakan pembelajaran jarak jauh dan Work From Home (WFH), banyak waktu luang yang bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa. Mahasiswa dapat mengasah kemampuan dengan mempelajari hal baru, hobi baru, dan banyak juga yang memanfaatkan waktu luang untuk kerja part time. Mata kuliah secara teori memang dapat dipelajari secara mandiri, namun bagaimana dengan mata kuliah yang sifatnya praktika? Mata kuliah praktika yang seharusnya dilakukan secara langsung di laboratorium, namun diganti dengan penugasan atau praktika online dengan melalui via zoom/gmeet. Dalam penerapannya, praktika online kurang efektif, pasalnya banyak mahasiswa yang tidak fokus dengan system dan penjelasan yang diberikan oleh dosen.

Bagi mahasiswa keperawatan, kebutuhan praktikum laboratorium sangat diperlukan. Dengan adanya praktikum laboratorium dapat meningkatkan skill dan menjadi poin penting dalam dunia kerja nantinya. Setelah satu tahun lebih perjuangan dalam memerangi virus Covid-19, dunia Pendidikan di Indonesia sudah mulai bangkit khususnya dalam tingkatan universitas. Awalnya memang banyak pro dan kontra mengenai pembelajaran tatap muka, namun dengan penerapan system yang ditetapkan oleh masing-masing universitas akhirnya beberapa universitas di Indonesia sudah mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka terutama mata kuliah yang membutuhkan praktikum secara langsung. Kemudian banyak mahasiswa yang sudah mulai melaksanakan Praktik Kerja Lapangan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

BACA JUGA : Praktik Keperawatan Mandiri, Salah Satu Wujud Profesionalisme Perawat. Berikut Syaratnya!

Memang sangat disayangkan sekali jika kebutuhan praktikum laboratorium bagi mahasiswa keperawatan tidak diadakan. Karena mahasiswa membayar UKT mahal namun yang didapatkan hanya ilmu pengetahuan secara teori saja tanpa ada skill praktik yang dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa. Seorang mahasiswi Keperawatan semester 6 salah satu Universitas di Jawa Tengah mengungkapkan bahwa selama semester 5 kemarin tidak ada mata kuliah laboratorium, dan praktik kerja lapangan juga dilakukan secara online. Dia memaklumi peraturan yang ditetapkan oleh pihak kampus dikarenakan adanya penyebaran virus Covid-19 tahun lalu cukup mengerikan, dan dia berfikir bahwa mata kuliah praktik yang tertunda di semester 5 kemarin bisa dilaksanakan di semester 6 ini. Namun kenyataannya hingga saat ini, pihak kampus belum memberikan penjelasan terkait kapan dilaksanakan praktik laboratorium.

“Saya sudah sangat suntuk sekali pembelajaran secara daring, kemampuan saya memegang jarum suntik dan cara pemasangan infus pada pasien juga agak lupa.” Ungkapnya.

Jika permasalahan yang terjadi seperti itu, apabila mahasiswa tidak ada motivasi dalam dirinya untuk mempelajari mata kuliah praktik secara mandiri. Maka semakin lama skill tersebut yang sudah didapatkan pada semester-semester sebelumnya dapat menghilang dan bahkan sulit untuk mempraktikannya kembali. Jangan hanya terpaku dengan materi yang diberikan oleh dosen, cari materi-materi lain. Belajar memanfaatkan waktu luang dengan baik, dan tidak ada salahnya untuk mencoba bereksperimen belajar mata kuliah praktik dengan peralatan yang ada di rumah. Namun tetap memperhatikan keamanan dan jangan malu untuk bertanya pada kakak tingkat atau dosen yang sudah berpengalaman apakah tindakan yang dilakukan benar atau tidak.

BACA JUGA : Tips dan Trik Penyusunan Laporan Asuhan Keperawatan

Ada peribahasa “Belajar di waktu muda bagaikan mengukir di atas batu. Belajar di waktu tua bagai menulis di atas air”. Dari peribahasa tersebut bisa dilihat bahwa makna yang ada adalah jika di waktu muda para mahasiswa rajin belajar dengan memanfaatkan waktu luangnya dengan baik maka banyak hal yang bisa didapat dan diingat. Jangan membuang masa muda dengan tidak belajar, dan hanya mengeluh dengan keadaan yang sedang terjadi. Karena jika terlambat untuk belajar, apabila sudah menginjak masa tua ketika mencoba hal baru dan belajar hal baru maka akan susah untuk diingat.

Setiap kampus di Indonesia pasti ingin memberikan pelayanan yang terbaik untuk mahasiswanya. Banyak dosen dan para petinggi universitas yang mungkin sudah banyak mengurus segala sesuatu dan sudah berjuang agar mahasiswa nya bisa melaksanakan pembelajaran secara tatap muka terutama untuk mata kuliah praktik. Namun semua itu bergantung apakah diperbolehkan atau tidak. Harapan yang diinginkan oleh kampus juga tidak ingin mencetak lulusan mahasiswa keperawatan yang tidak mempunyai skill apa-apa terkait praktika. Maka dari itu, jangan menyudutkan salah satu pihak saja dan menyerah dengan kondisi. Tetap belajar mandiri, dan manfaatkan internet yang ada untuk hal positif.

BACA JUGA : 6 Peluang Bekerja Perawat Selain Di Rumah Sakit Tanpa STR

(DOK/FI)

Exit mobile version