banner 728x250

5 Cara Mengelola Konflik Yang Efektif Dengan Manajemen Konflik Dalam Keperawatan

Foto Pixabay

Belakangan ini kita sering sekali mendengar yang namanya konflik, mulai dari konflik perbedaan budaya dan tujuan, konflik dari karakteristik individu, perbedaan pandangan bahkan dengan kesalahan dalam berkomunikasi. Konflik adalah perselisihan internal atau eksternal akibatnya adanya perbedaan gagasan, nilai, atau perasaan antara dua orang atau lebih. (Huston J, 2010). Hal alami dan normal yang timbul karena perbedaan persepsi, tujuan atau nilai dalam sekelompok individu. (Scannell, 2010). Konflik merupakan kejadian yang positif untuk berkembang dan menjadi kooperatif dalam menjalani proses belajar di manajemen konflik. (Whitehead, 2010) Jadi, kesimpulannya konflik disebabkan atas keinginan yang berbeda dengan keinginan yang lain.

Berikut 5 Cara Mengelola Konflik Yang Efektif Dengan Manajemen Konflik Dalam Keperawatan (Marquis. 2012):

1). Avoiding (Menghindar)

Cara mengelola konflik bisa dengan menghindar, dengan cara tersebut konflik bisa diselesaikan dengan sendirinya, terlalu menghabiskan energi atau mungkin mengakibatkan keadaan semakin berbahaya. Lebih baik mengalah jika tidak ada hal besar yang dipertaruhkan.

2). Accomodating (Akomodasi)

Dengan membiarkan salah satu pihak untuk menang dikarenakan lawan lebih berkuasa, isu dari konflik tersebut lebih dibutuhkan oleh salah satu pihak

3). Collaborating (Kolaborasi)

Kedua belah pihak mencoba menemukan penyelesaian konflik yang bermutu dan memuaskan dengan berkomitmen untuk berpatisipasi dan mencari resolusi. Konflik diidentifikasi, dicari alternatif, dipertimbangkan sampai kesulitannya dapat dipecahkan. Cara ini membutuhkan banyak waktu secara efektif.

4). Competing (Kompetisi)

Mengorientasikan kekuasaan dengan lebih agresif dalam memenangkan suatu konflik. Salah satu pihak tersebut akan tidak merasa penting menyampaikan pendapatnya dan merasa yang berkuasa harus didengar dan diterima hal yang diputuskan.

5). Negotiation (Negoisasi)

Mencoba untuk membagi hadiah, kekuatan atau keuntungan sehingga seseorang mendapatkan sesuatu dari konflik tersebut. Kemudian membagi oknum yang terlibat kedalam posisi setuju atau tidak setuju dalam beberapa level baik secara formal maupun informal.

Menurut Arif (2013) meneliti efektifitas strategi manajemen konflik terhadap produktifitas kerja perawat didapatkan hasil bahwa:

  • Kemampuan asertif meningkat setelah pelatihan dan membaca modul
  • Kemampuan kolaborasi meningkat setelah pelatihan
  • Produktivitas kerja perawat pelaksana meningkat secara bermakna pada perawat yang diberikan   pelatihan

Reference :

Arif Yulastri. (2013). Efektifitas Model Strategi Managemen Konflik Perawat Pelaksana Dengan Produktivitas Kerja Perawat Kota Padang Sumatera Barat. Universitas Indonesia.

Marquis, B. L. & Huston, C. J. (2010). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan : teori dan aplikasi, (Ed. 4). Jakarta : EGC

Scannell, Mary. (2010). The Big Book of Conflict Resolution Games. United States of America: McGraw – Hill Companies.

Whitehead, Philip J. (2013). What are the characteristics of patients with a stroke who are believed to need a pre-dischage home visit by occupational theraphists? M phil thesis. University of Nottingham, Uninted Kingdom.

(DOK/ND)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *