banner 728x250
Opini  

5 Kesalahan Yang Sering Dilakukan Perawat dan Cara Mengatasinya

Pixabay.com

Hallo sobat mediaperawat! Bagaimana kabarnya hari ini?

Profesi keperawatan selalu mengajarkan tentang cara mencegah kesalahan, misalnya salah prosedur, salah pemberian obat dan lain sebagainya yang berakibat kerugian pada pasien. Kesempurnaan merupakan hal yang harus dicapai, meskipun manusia itu sendiri berada pada takdir ketidak-sempurnaan karena sempurna sejatinya hanya dimiliki oleh Sang Pencipta. Berhubung karena perawat melayani dan memperjuangkan kehidupan manusia, maka mau tidak mau, bisa tidak bisa, kesempurnaan harus menjadi bagian dari pelayanan keperawatan.

Perawat tidak diijinkan untuk berpikir secara logis, bahwa mereka adalah manusia yang bisa saja salah melakukan segala sesuatu yang ada kaitannya dengan proses asuhan keperawatan. Itulah alasan, mengapa pendidikan keperawatan secara terperinci mengajari cara menghindari kesalahan-kesalahan secara klinis yang dilakukan oleh perawat yang bertugas.

Berikut 5 tips yang membekali seorang perawat dalam melakukan kesalahan dalam pelayanan keperawatan:

1. Kesalahan Pengobatan (Medication error)

Salah pemberian obat merupakan hal yang sering terjadi dalam dunia keperawatan, meskipun pemberian obat ini, sepenuhnya adalah tanggung jawab profesi farmasi. Salah satu tujuan pelayanan kefarmasian yaitu melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety) (PMK RI No 58 , 2014).

Keselamatan pasien merupakan suatu disiplin baru dalam pelayanan kesehatan yang mengutamakan pelaporan, analisis, dan pencegahan medical error yang sering menimbulkan Kejadian Tak Diharapkan (KTD) dalam pelayanan kesehatan. Kegiatan skrining resep yang dilakukan tenaga kefarmasian untuk mencegah terjadinya keselahan pengobatan (Medication error) (Depkes RI, 2008). 

Medical error adalah kejadian yang merugikan pasien akibat pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan yang sebetulnya dapat dicegah (KepMenKes No 1027, 2004).

Medical error merupakan kejadian yang menyebabkan atau berakibat pada pelayanan kesehatan yang tidak tepat atau membahayakan pasien yang sebenarnya dapat dihindari.

Konsep medication safety mulai menjadi perhatian dunia sejak November 1999 setelah Institute of Medication (IOM) melaporkan adanya kejadian yang tidak diharapkan (KTD) pada pasien rawat inap di Amerika sebanyak 44.000 bahkan 98.000 orang meninggal karena medical error (kesalahan dalam pelayanan medis) dan 7.000 kasus karena medication error (ME). Terjadi atau tidaknya suatu kesalahan dalam pelayanan pengobatan terhadap pasien telah menjadi indikator penting dalam keselamatan pasien. 

BACA JUGA : Curhat Para Mahasiswa Keperawatan, Ini 6 Masalah Saat Kuliah Online

Medication error
 merupakan jenis medical error yang paling sering dan banyak terjadi  (Kohn L et al., 2000). Kesalahan pengobatan (medication error) dapat terjadi pada 4 fase, yaitu kesalahan peresepan (prescribing error), kesalahan penerjemahan resep (transcribing error), kesalahan menyiapkan dan meracik obat (dispensing error), dan kesalahan penyerahan obat kepada pasien (administration error) (Adrini TM, 2015).

Cara Menghindari Medication error

Saat mulai bekerja memberi asuhan keperawatan di rumah sakit, hal utama yang harus ditanggalkan oleh seorang perawat adalah ego. Lupakan masalah pribadi maupun keluarga dan curahkan konsentrasi penuh pada pasien yang di rawat. Lebih penting lagi, jangan pernah melupakan 5 Benar untuk pemberian obat secara aman. Ingat, sebagai seorang perawat, kesalahan pemberian obat dianggap masyarakat sebagai kejahatan dan sumber kelalaian dari perawat tersebut.

2. Pasien Jatuh

Pasien jatuh sering terjadi ketika pasien itu mencoba untuk bangun sendiri di tengah ketidakmampuannya secara fisik. Perawat biasanya lalai dalam mengidentifikasi risiko pasien terjatuh, sehingga tidak ada pecegahan pasien jatuh.

Menggunakan kamar mandi atau mengambil sesuatu di luar jangkauan biasanya dilakukan pasien tanpa kerabat untuk membantu atau memenuhi kebutuhan mereka. 

Cedera bahkan kematian dapat dihindari jika perawat sudah mengetahui seberapa besar potensi pasien untuk jatuh.

Cara Menghindari Pasien jatuh

Lakukan rounde keperawatan untuk mengetahui kondisi pasien dan apa yang dibutuhkan oleh pasien itu sendiri, terutama mereka yang berisiko tinggi untuk jatuh setiap jam di siang hari atau setiap dua jam di malam hari. Pastikan bahwa barang-barang pribadi dan hal-hal yang penting bagi pasien berada dalam jangkauannya. Ikuti prosedur pedoman pengkajian risiko jatuh.

BACA JUGA : Suka Duka Kuliah Di Jurusan Keperawatan

3.  Infeksi

Tidak ada alasan untuk akan untuk mengatakan bahwa infeksi biasanya dapat ditemukan di rumah sakit saja. Ingat, bahwa infeksi didapat di mana saja, apalagi disaat pandemik COVID-19 ini. Sebagai petugas kesehatan, kita mempunyai tugas membantu pasien untuk mencegah infeksi di mana saja mereka berada.

Cara Menghindari Infeksi

Sasaran Keselamatan Pasien yang keenam adalah mengurangi risiko infeksi. Untuk itu jamgan pernah meremehkan five moments saat mau melakukan tindakan keperawatan.
Ingat, bahwa sebagian besar infeksi pada pasien didapat dari kelalaian perawat dalam mengedukasi pasien atau tidak melakukan protokol pencegahan infeksi.

4. Kesalahan Dokumentasi

Salah satu pengalaman saya sebagai perawat adalah saya tidak bisa memprediksi apakah saya melakukan kesalahan dokumentasi atau tidak selama rentang karir saya. 

Mencatat apa yang kita lakukan dan kerjakan apa yang kita catat terkandang menjadi bagian dari kelemahan perawat sebagai manusia.

Berikut ada beberapa kesalahan dalam hal dokumentasi:

  • Tidak mencatat informasi kesehatan atau obat terkait
  • Tidak mencatat tindakan keperawatan
  • Tidak mencatat bahwa obat telah diberikan
  • Menbuat kurva pada grafik yang salah
  • Tidak mendokumentasikan obat yang tidak perlu dilanjutkan sesuai advice dokter
  • Tidak mencatat reaksi obat atau perubahan kondisi pasien
  • Transkripsi pesanan tidak benar atau transkripsi pesanan tidak tepat
  • Menulis catatan yang tidak terbaca atau tidak lengkap

Cara menghindari

Jangan berhenti belajar. Jika ragu, selalu tanyakan pada perawat senior di ruanganmu atau staf perawat lainnya yang lebih berpengalaman. Selalu menjadi pengingat pada diri sendiri dengan mengatakan “Tindakan keperawatan yang tidak dicatat adalah tindakan keperawatan yang tidak dilakukan”.

5. Menjadi perawat bukan karena kemauan sendiri

Banyak perawat yang awalnya masuk sekolah keperawatan karena keterpaksaan, bukan dari kemauan sendiri, melainkan mengikuti kemauan orang tua atau ikut-ikutan teman yang ingin menjadi perawat.

Motivasi menjadi perawat karena mudah mendapat pekerjaan atau gaji yang besar adalah sebuah khayalan. Betapa tidak, banyak perawat sekarang ini bekerja dengan gaji minim, hingga mereka harus banting setir keluar dari dunia keperawatan.

BACA JUGA : Kompetensi Yang Mampu Diterapkan Dalam Program Profesi Ners

Dalam jangka panjang, orang-orang ini telah melakukan kesalahan fatal karena mereka kehilangan motivasi dan tidak benar-benar mencintai apa yang mereka lakukan. Perawat yang terjebak dalam situasi ini, akan lebih suka bila jarum jam berputar cepat untuk segera pulang ke rumah.

Ingat, kita melayani dan menyelamatkan nyawa orang lain, jadi kita harus terhindar.dari kesalahan yang tidak semestinya terjadi. 

(DOK/ND)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *