banner 728x250
Opini  

7 Hambatan Yang Membuat Perawat Gagal Menjadi Pembisnis

Pixabay.com

Gaji yang pas-pasan membuat perawat harus bekerja keras tanpa mengenal waktu istirahat yang panjang untuk bersama dengan orang-orang yang dikasihinya.

Banyak yang beranggapan bahwa bekerja sebagai perawat adalah pekerjaan terakhirnya sampai pensiun nanti. Padahal gaji perawat di Indonesia dapat dikalahkan oleh sebagian tukang parkir yang omset per harinya bisa ratusan ribu bahkan jutaan rupiah.

Butuh keberanian dan tekad yang kuat jika seorang perawat menempati dirinya dalam masa transisi antara jadi perawat dengan menjadi pembisnis.

Menurut Forbes, 80% orang terkaya di dunia pada tahun 2017 adalah usaha mereka sendiri yang berarti bahwa hanya 20% yang mewarisi kekayaan dari pendahulu mereka seperti orang tua. Jika demikian perawat memiliki peluang yang besar dalam berbisnis.

Sering dikatakan bahwa “Waktu adalah Uang” dan memang demikian waktu adalah uang jika benar benar itu dipergunakan untuk menghasilkan uang. Kebanyakan seorang perawat sulit menjadi pembisnis karena tidak dapat mengatur waktu antara 7 jam alias 1 shift untuk membangun bisnisnya.

BACA JUGA : 5 Cara Menjadi Nursepreneur Sukses Tanpa Meninggalkan Profesi Perawat

Tulisan mediaperawat.id kali ini bukan akan mengajak para perawat untuk hengkang dari profesi mulia ini tapi setidaknya bisa menciptakan budaya bekerja bukan untuk uang tapi sebaliknya uanglah bekerja untuk kita sehingga benar-benar karir keperawatan murni untuk urusan kemanusiaan yang esensi mulianya ada disini.

1. Tidak Ada Tujuan Dalam bekerja
Mayoritas perawat tidak memiliki tujuan dalam bekerja. Mereka hanya bekerja untuk gaji seharga 25 hari kerja. Artinya kebanyakan orang tidak benar-benar tahu mengapa mereka menjadi perawat atau memiliki motivasi menjadi perawat yang tidak jelas.

Pertanyaan yang paling penting bukanlah  Bagaimana menjadi perawat yang sukses, tetapi Mengapa harus menjadi perawat yang sukses. 

Meskipun ukuran sukses oleh beberapa orang berdasarkan dengan pemahaman mereka sendiri namun seorang perawat semestinya dapat pastikan bahwa dia bisa menikmati hasil kerja kerasnya saat pensiun.

Banyak perawat tidak mau arahkan tujuan mereka sebagai batu loncatan untuk segera keluar dari kebiasaan gali lubang-tutup lubang.

Tidak hanya itu seorang pekerja medis, selalu memirkan bagaimana membeli mobil mewah dan rumah mahal pada hal mereka seharusnya memiliki tujuan yang lebih besar untuk mengangkat kehidupan keluarga atau orang-orang yang mereka cintai.

2. Kurang Berambisi
Impian adalah motor untuk menggerakkan sampai pada tujuan. Oleh karena itu, jika seorang perawat tidak memiliki tujuan maka secara otomatis dia tidak memiliki impian.
Banyak orang yang menaklukkan dunia seperti Alexander Agung, Julius Caesar dan Napoleon, semuanya memiliki semangat tinggi dan impian yang sangat besar. Ini sama halnya dengan orang-orang yang menjadi atlet hebat, pemain sepakbola dan para pengusaha sukses seperti Jack Ma.

3. Penundaan
Penundaan adalah kegagalan untuk mengambil tindakan positif. Penundaan mungkin merupakan musuh terbesar kesuksesan dan karenanya, penghalang terbesar untuk menjadi seorang perawat yang merdeka secara ekonomi.

Menunda untuk menjalankan bisnis disamping bekerja sebagai perawat merupakan sesuatu yang menyenangkan dimasa muda namun membawa sengsara kala pensiun nanti. Anda harus membangun aset dan keluar dari zona nyaman untuk mencapai impian yang terbesit dalam pikiran.

Rasa lelah setelah menghabiskan shift di rumah sakit terkadang membuat seseorang malas dan memilih berdiam di dalam kamar sambil berselancar secara online melihat status online teman-temannya di media sosial. Kebanyakan perawat hanyut dalam hidup setelah lelah bekerja. Mereka menghabiskan berjam-jam hanya di dunia maya, melamun dan tidak melakukan apa-apa. Akibatnya mereka menjadi miskin.

BACA JUGA : Curhat Para Mahasiswa Keperawatan, Ini 6 Masalah Saat Kuliah Online

4. Kurangnya Disiplin
Kurangnya disiplin mungkin merupakan salah satu penghalang terbesar bagi kesuksesan finansial dalam dunia keperawatan secara individu. Integritas dalam dunia keperawatan sangat menentukan sukses atau tidaknya seseorang dalam hal finansial. Ukurannya apa? Dalam hal mengurus orang sakit saja tidak disiplin apalagi mengurus keuangan anda?

Ukurannya bisa berupa tidak disiplin waktu dalam datang bekerja. Bagi beberapa perawat, terlambat 5 menit adalah hal biasa, namun mereka tidak menyadari bahwa integritas mereka diuji, apalagi terlambat datang kerja sudah jadi budaya. Dalam karir keperawatan, seseorang akan terpakai atau dipromosikan karena integritas yang tinggi. Dari situ, mereka bisa belajar mengorganisir suatu kumpulan orang untuk menghasilkam keuntungan.

Jika bekerja sebagai perawat adalah profesi mulia, integritas adalah kasta teringgi untuk mendapatkan label bahwa anda adalah perawat sukses. Uang adalah sesuatu yang hidup namun tidak bernyawa. Jika kita tidak disiplin dan tidak punya integritas dalam bekerja, maka dapat dipastikan uanglah yang menguasai karena anda tidak bisa menguasai uang dengan cara mendapatkannya melalui kejujuran.

Tidak ada yang namanya kecelakaan atau takdir. Setiap kegagalan adalah hasil dari kesalahan dalam manusia. Peluang datang kepada semua orang, meskipun tidak pada waktu yang sama, tetapi hal itu akan datang dan anda mengerjakan peluang itu kalau mau sukses.

Sebagai contoh, Mike Tyson menghasilkan kekayaan dari hasi kerja kerasnya dalam dunia tinju selama masa kejayaannya. Namun, karena kurangnya disiplin keuangan dan pola pikir seorang yang bijaksana ia menyia-nyiakan semuanya melalui kehidupan yang gegabah.

5. Kurangnya Kesabaran
Kebanyakan orang tidak memiliki kesabaran untuk menjadi sukses. Tapi perawat memiliki hal ini dan sudah teruji, hanya saja tidak konsisten dalam menjadi pembisnis disamping bekerja sebagai perawat.

BACA JUGA : Ini Dia Pertanyaan Yang Sering Ditanyakan Saat Wawancara Kerja Perawat

Jika seorang perawat berbisnis dan belum berhasil sebaiknya jangan berhenti atau menyalahkan pekerjaan perawatnya tapi kembali berbenah dan belajar pada kegagalan.

Coba perhatikan jika anda menanam benih tidak mungkin benihnya langsung tumbuh. Benih tersebut butuh proses untuk tumbuh. Tidak mungkin menanam hari ini dan memakan buahnya besok.

6. Kurang Konsistensi
Kebanyakan perawat tidak menjadi sukses karena tidak konsisten dan itu akibat dari kelelahan sebagai perawat mengalahkan keinginan untuk menjadi kaya.

Sebagian besar pengusaha sukses menerapkan hanya satu ide bisnis atau produk, dan tetap setia dan konsisten dengannya dalam jangka waktu yang lama. Coca-Cola adalah salah satu merek paling konsisten di dunia. Dikenal karena kampanye iklannya yang konsisten.

Tema secara umum yang ditampilkan dalam periklanan tidak pernah berubah, yaitu tema tentang kebahagiaan dan kebersamaan. Selama 132 tahun, strategi ini telah berhasil  dan banyak membawa keuntungan kepada investornya.

7. Mindset Perawat VS Mindset Pembisnis
Perbedaan terbesar antara pembisnis dan perawat tidak ditemukan dalam pendidikan, keberuntungan, keterampilan, atau pilihan investasi mereka. Hal itu ditemukan dalam pola pikir mereka.

Pola pikir mendefinisikan bagaimana seorang perawat berpikir, berbicara, dan bertindak. Mindset atau pola pikir mendefinisikan setiap kosakata yang dilontarkan. Kalau mau berterus terang, kebanyakan perawat tidak memiliki pola pikir seorang pebisnis. Proyek yang paling sulit di dunia adalah bukan untuk mendapatkan gelar Magister, tetapi untuk mengubah pola pikir.

Mentalitas kemiskinan diajarkan melalui sistem sosial dan pendidikan kita, dimana mengajarkan bahwa sekolah untuk mendapat pekerjaan bukan untuk kemandirian dalam berbisnis. Maka jangan heran ketika seseorang tidak mendapat pekerjaan, dia akan memilih menjadi pengangguran dibanding berusaha mandiri untuk jadi pembisnis.

Semuanya ini karena sistem pendidikan di sekolah maupun kampus tidak mengajarkan cara mencari uang melalui membangun bisnis dan semuanya hanya berpatokan pada kerja kantoran atau jadi Pegawai Negeri Sipil.

Demikian 7 Hambatan yang membuat perawat gagal dalam menjalani bisnis di luar dunia keperawatan versi mediaperawat.id. semoga bermanfaat.

BACA JUGA : Highlights of the 2020 AHA Guidelines Update for CPR and ECC

(DOK/ND)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *