banner 728x250

Apa Itu GERD ? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

Foto : Ilustrasi Gastroesophagial Reflux Disease (GERD)/Net

MediaPerawat.id – GERD (Gastroesofageal Reflux Disease)merupakan kondisi yang terjadi bila aliran balik isi lambung ke esofagus memberikan keluhan dan mengganggu kualitas hidup seseorang dengan suatu keadaan patologis sebagai akibat refluks isi lambung ke dalam esofagus, dengan berbagai gejala yang timbul akibat keterlibatan esofagus, faring, laring, dan saluran napas.

Apa itu GERD?

GERD merupakan penyakit yang sangat umum terjadi pada pencernaan manusia. GERD atau gastroesophageal reflux disease adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu simtom atau perubahan mukosa yang diakibatkan oleh gangguan sistem saluran pencernaan, di mana asam lambung dan isi perut mengalir kembali ke kerongkongan (esofagus).

Aliran balik atau refluks ini dapat menyebabkan Anda merasakan sensasi perih dan panas seperti terbakar di bawah tulang dada atau dikenal dengan istilah heartburn.

Penyebab GERD

GERD disebabkan akibat melemahnya sfingter esofagus atau otot-otot pembatas antara kerongkongan dan lambung sehingga menyebabkan refluks (aliran balik) atau naiknya isi dan asam lambung ke saluran esofagus (kerongkongan). Paparan asam lambung yang berulang-ulang naik ke esofagus akan mengakibatkan iritasi pada lapisan esofagus atau kerongkongan.

Selain itu, GERD juga dapat dipicu oleh beberapa makanan dan minuman tertentu seperti:

1. Makanan dan minuman dengan rasa yang kuat

Salah satu pemicu GERD adalah berkaitan dengan jenis makanan yang asam, pedas, dan berminyak.  Terlalu sering mengonsumsi makanan ini akan meningkatkan produksi asam lambung dan melemahkan otot sfingter esofagus bawah serta melambatkan pengosongan lambung.

2. Kebiasaan makan yang kurang baik

Beberapa kebiasaan makan yang kurang baik yang memperberat gejala ini antara lain makan terburu-buru, sering makan dalam porsi banyak sekaligus, dan langsung tidur setelah makan. Kondisi tersebut akan meningkatkan tekanan dalam rongga perut.

Baca Juga : Gastritis Bahayakah ? Ini Dia Pencegahan dan Pengobatannya

Faktor Risiko GERD

Siapa pun dan berapa pun usianya tetap dapat mengalami GERD, namun beberapa di antaranya memiliki risiko lebih tinggi. Kemungkinan menderita GERD sendiri entah itu ringan atau parah bisa meningkat setelah usia 40 tahun.

  • Selain itu seseorang juga menjadi rentan terkena penyakit GERD apabila:
  • Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
  • Sedang hamil
  • Sering merokok atau menghirup asap rokok
  • Gangguan jaringan ikat seperti scleroderma
  • Hernia hiatus (tonjolan dari bagian lambung yang melewati celah diafragma dan dapat menghalangi makanan masuk ke lambung.

Beberapa obat-obatan pun bisa menjadi pemicu timbulnya gejala GERD, antara lain:

  • Benzodiazepin (jenis kandungan dalam obat penenang)
  • Penghambat kalsium (calcium inhibitor) yaitu obat untuk mengatasi tekanan darah tinggi, seperti: nifedipin, amlodipine, dan verapamil

Beberapa obat asma

  • Obat anti inflamasi non-steroid (NSAID)
  • Obat anti depresan (tricyclic).

Gejala GERD

Pada umumnya selain heartburn atau rasa terbakar di dada, penderita GERD juga akan merasakan keluhan atau gejala klinis seperti berikut ini:

  • Mual
  • Rasa pahit di mulut
  • Karies pada gigi
  • Regurgitasi (makanan kembali ke mulut dari kerongkongan)
  • Nyeri menelan atau kesulitan menelan
  • Batuk kronis
  • Sakit tenggorokan dan suara serak
  • Bau mulut.

gejala lanjutan yang mungkin terkait dengan komplikasi GERD atau masalah kesehatan serius lainnya, seperti:

  • Nyeri dada
  • Kehilangan selera makan
  • Muntah terus-menerus
  • Gangguan menelan (disfagia)
  • Pucat, 5L (lesu, lelah, letih, lemah, lunglai)
  • Muntah yang mengandung darah (hematemesis)
  • Feses berwarna hitam (melena)
  • Penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya.

Diagnosis GERD

  • Endoskopi
  • Pemantauan ambulatoar esofagus
  • Manometri esofagus

Baca Juga : Yuk Kenali Apendisitis dari Sejak Dini

Pengobatan GERD

GERD dapat diobati dengan obat-obatan dokter maupun yang dijual bebas. Berikut beberapa contoh obat-obatan yang biasa digunakan untuk mengobati penyakit GERD:

1. Antasida

Antasida berfungsi untuk membantu menetralkan asam lambung. Biasanya obat ini digunakan untuk mengatasi refluks asam dan GERD ringan.

2. Penghambat Reseptor H2

Penghambat reseptor H2 yang berfungsi mengurangi produksi asam lambung. Contohnya: Famotidine dan Cimetidine.

. Proton Pump Inhibitor (PPI)

PPI adalah obat penghambat produksi asam lambung yang lebih kuat dan bisa membantu menyembuhkan jaringan kerongkongan yang rusak. Contohnya: Omeprazole, Lansoprazole, Esomeprazole, Pantoprazole dan Rabeprazole.

4. Prokinetic Agents

Prokinetik adalah jenis obat yang meningkatkan motilitas gastrointestinal dengan meningkatkan frekuensi kontraksi di usus halus atau membuat kontraksi lebih kuat tanpa menggangu ritmenya.

Cara Mengatasi GERD

Berikut beberapa panduan gaya hidup sehat yang dapat diterapkan untuk menghindari dan juga mengatasi penyakit GERD:

  • Menurunkan berat badan
  • Berhenti merokok
  • Menghindari makan dalam porsi besar dan berat di malam hari
  • Menghindari makanan pemicu seperti cokelat, kafein, dan alkohol
  • Makan maksimal 3 jam sebelum tidur
  • Tidak langsung berbaring setelah makan
  • Meninggikan posisi kepala saat berbaring

Baca Juga : Mengenal Istilah dan Posisi Anatomi Fisiologi Manusia

Operasi Untuk GERD

1. Operasi Anti Refluks atau Fundoplikasi

Operasi ini dapat dikerjakan dengan teknik laparaskopi. Laparoskopi merupakan prosedur minimal invasif atau suatu tindakan bedah dengan meminimalkan luka sayatan dan rasa nyeri pada pasien. Tindakan ini memiliki keuntungan antara lain risiko komplikasi yang lebih rendah dan masa pemulihan yang lebih singkat. Operasi anti refluks ini bertujuan untuk memperbaiki refluks asam lambung dengan menciptakan mekanisme katup baru pada bagian bawah kerongkongan.

2. Implantasi “Linx”

Implantasi linx adalah penanaman cincin magnet kecil yang cukup kuat untuk menjaga sambungan antara lambung dan kerongkongan tetap tertutup untuk menghindari terjadinya refluks asam, namun cukup fleksibel untuk memungkinkan makanan melewatinya

Sumber Referensi

Agus Sudiro wadpado. 2023.  Apa itu GERD ?. https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-gerd-kenali-penyebab-faktor-risiko-dan-cara-mengatasinya.

Imroatus Sholihah ristya. 2019. Evaluasi Penggunaan Obat Golongan Ppi (Protont Pump Inhibitor) Pada Penderita Gerd (Gastro-Oesophageal Reflux Disease). Madiun : Program Studi Diploma Iii Farmasi Stikes Bhakti Husada .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *