banner 728x250

Gastritis Bahayakah ? Ini Dia Pencegahan dan Pengobatannya

Foto : Ilustrasi Gastritis/Freepik.com

MediaPerawat.id – Gastritis merupakan masalah pencernaan yang paling sering ditemukan. Gastritis dapat bersifat akut yang datang mendadak dalam beberapa jam atau beberapa hari dan dapat juga bersifat kronis sampai berbulan-bulan atau bertahun-tahun.

Apa itu Gastritis ?

Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung. Peradangan ini dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai terlepasnya epitel mukosa superficial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel akan merangsang timbulnya proses inflamasi pada lambung.

Gastritis terjadi karena ketidaksesuaian lambung dengan makanan yang dimakan seperti makanan pedas (cabai atau merica) atau makanan yang memiliki kadar lemak tinggi sehingga produksi asam lambung tidak terkontrol.

Tanda dan Gejala

Secara umum, tanda dan gejala maag pada pengidap gastritis meliputi:

  • Nyeri ulu hati (heartburn)
  • Mual
  • Muntah
  • Perasaan begah di perut bagian atas, terutama setelah makan
  • Cepat kenyang waktu makan
  • Sakit perut
  • Tidak selera makan
  • Muntah darah atau muntah berwarna hitam seperti biji kopi
  • Cegukan
  • Tinja berwarna hitam.

Baca Juga : Yuk Kenali Apendisitis dari Sejak Dini

Penyebab Gastritis

  • Infeksi : Bakteri Hyplori, bakteri mycobacteria,virus
  • Iritasi : Obat-obatan, minuman beralkohol, sekresi asam lambung yangberlebihan, muntah kronis/menahun,menelan racun
  • Stress dan tertekan (trauma, luka bakar, kemoterapi, serta kerusakan susunan saraf pusat) dapat merangsang peningkatan produksi HCI lambung
  • Autoimun
  • Terapi radiasi, reflux empedu, zat-zat korosif (cuka, lada) bisa menimbulkan kerusakan pada mukosa gaster dan dapat menyebabkan edema dan pendarahan.
  • Jamur yang berasal dari spesies candida seperti hitoplasma bisa menyebabkan infeksi pada mukosa lambung hanya pada immunocompromozed. Pada pasien yang memiliki sistem imun yang baik biasanyaa tidak terinfeksi jamur.

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostic yang dilakukan pada pasien gastritis adalah :

  • Cek darah lengkap bertujuan untuk mengetahui adanya anemis.
  • Pemeriksaan serum vitamin B12 bertujuan untuk mengetahui adanya defisiensi B12.
  • Analisa feses bertujuan untuk mengetahui adanya darah dalam feses.
  • Analisa gaster bertujuan untuk mengetahui kandungan HCI lambung Achlorhria menunjukkan adanya gastritis atropi.
  • Tes antibody serum bertujuan untuk mengetahui adanya anti body sel parietal dan factor intrinsic lambung terhadap helicobactery pylori.
  • Endoscopy, biopsy dan pemeriksaan urin biasanya dilakukan bila ada kecurigaan berkembangnya ulkus peptikum.
  • Sitologi bertujuan untuk mengetahui adanya keganasan sel lambung.

Pencegahan Gastritis

Gaya hidup yang dianjurkan untuk mengelola dan mencegah timbulnya gangguan lambung :

  • Atur pola makan
  • Olahraga teratur
  • Hindari makanan berlemak tinggi yang menghambat pengosongan lambung
  • Hindari mengkonsumsi makanan yang menimbulkan gas di lambung
  • Hindari mengkonsumsi makanan yang terlalu pedas
  • Hindari minuman yang mengandung kafein, alcohol, dan kurangi rokok
  • Hindari obat yang mengiritasi dinding lambung
  • Kelola stress psikologi seefisien mungkin

Baca Juga : Asuhan Keperawatan Hipernatremia

Pengobatan Gastritis

a. Farmakologi

Pilihan obat gastritis yang dapat diresepkan oleh dokter adalah sebagai berikut:

  • Antasida

Antasida adalah obat untuk menetralkan asam lambung sehingga gejala sakit perut akibat gastritis bisa cepat reda. Namun obat ini juga memiliki efek samping, seperti diare atau sembelit.

  • Antibiotik

Apabila gastritis disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti H. pylori, dokter akan meresepkan obat antibiotik yang biasanya harus digunakan selama 7-14 hari. Contohnya, clarithromycin, amoxicillin, tetracycline, dan metronidazole.

  • Proton pump inhibitor (PPI)

Proton pump inhibitor alias penghambat pompa proton adalah obat yang menghambat produksi asam lambung dan meningkatkan proses penyembuhan. Omeprazole, lansoprazole, rabeprazole, esomeprazole, dexlansoprazole, dan pantoprazole merupakan contoh PPI.

Meski begitu, bila digunakan untuk jangka panjang, proton pump inhibitor berpotensi meningkatkan risiko patah tulang. Karena itu, Anda perlu mendiskusikan perlu tidaknya konsumsi suplemen kalsium.

  • Penghambat histamin 2 (H2 blocker)

H2 blocker akan menurunkan produksi asam lambung, sehingga dapat mengurangi gejala gastritis. Contoh obat ini adalah ranitidine, famotidine, cimetidine, dan nizatidine.

b. Non Farmakologi

Dapat diatasi dengan modifikasi diet klien, yaitu diet makan lunak yang diberikan dalam porsi sedikit tapi lebih sering, menghindari makanan pedas, asam dan alcohol. Selain itu dengan hal tersebut penatalaksanaan penyakit gastritis secara non farmakologi dapat diatasi dengan mongonsumsi obat herbal dari tumbuh-tumbuhan maupun hewani seperti jamu kunyit.

Ada juga dengan cara melakukan terapi komplementer (akupresure) juga dpat mengurangi gejala gastritis dan menghindari stress dengan cara rutin melakukan olahraga serta hidup sehat.

Sumber Referensi :

Diyono. 2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Penanda Media Goup.

Kemenkes Ri. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes Ri.

Misnadiarly. (2016). Mengenal Penyakit Organ Cerna : Gastritis (Dyspepsia atau Maag). Jakarta : In Pustaka Populer OBDA .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *