banner 728x250

Merasa Sedih Karena Kehilangan? Ini Penjelasan Proses Berduka Secara Ilmiah

Media Perawat – Rasa sedih karena berduka merupakan salah satu respon emosi yang dimiliki manusia. Ternyata proses berduka juga punya penjelasan dan proses ilmiah tersendiri.

Dikutip dalam dari teori Sanders dalam Dorothy 2008, berikut adalah fase-fase dalam berduka.

Fase Pertama (Shock)

Fase ini adalah fase dimana individu mengalami perubahan fungsi fisiologis dan psikologis yang secara tidak disadari pada saat pertama kali menyadari kehilangan.

Pada umumnya shock merupakan kata yang dipakai untuk menggambarkan sejumlah trauma yang di derita. Secara alamiah trauma bergantung pada banyak hal (bagaimana, kapan, dan dimana kejadian berduka itu terjadi). Jika secara tiba-tiba, shock yang dialami oleh seseorang akan lebih kuat atau lebih besar.

Shock itu sendirri memiliki beberapa karakteristik diantaranya :

  1. State of Alarm : Ketika mengalami shock, tubuh berada dalam keadaaan dengan tanda fisiologis kuat yang dikenal dengan respon fisik natural (takut dan kadang-kadang menjadi panik) yang merupakan bentuk dari pertahanan diri.
  2. Ketidakpercayaan : Disebut juga penolakan yang terjadi dalam kondisi berduka. Kedua hal ini sebagai bentuk pertahanan untuk menerima kenyataan. Sehingga individu tidak berpikir hal lain selain kehilangan.
  3. Confusion : Merasa bingung dan sulit berkonsentrasi. Ini adalah respon yang normal.
  4. Restlessness : Pada awal masa berduka, individu akan merasa resah dan gelisah. Meningkatnya tegangan otot menyebabkan perpindahan tanpa sadar ke tempat lain tanpa tujuan.
  5. Feeling of Unreality : Individu yang berduak merasa bahwa keadaan yang dialami bukanlah keadaan yang nyata karena kondisi empsi merespon kejadian sebagai situasi yang menyakitkan.
  6. Helplessness : Individu sangat membutuhkan pertolongan karena merasa sangat terguncang sehingga sulit mengendalikan diri.

Baca juga : Javanese Art’s Therapy Sebagai Intervensi Menurunkan Tingkat Depresi Lansia di Panti Wreda Harapan Ibu Semarang

Fase Kedua : Awareness of Loss

Fase ini merupakan fase ditandai dengan emosi yang tidak menentu setiap harinya. Individu merasakan perasaan yang kacau hingga dapat mengganggu kondisi tidurnya. Berikut adalah karakteristik fase ini :

  1. Separation Anxiety : Individu merasa ketakutan akan bahaya karena terjadinya pergolakan batin dalam diri individu.
  2. Conflict : Terjadinya konflik batin pada diri invididu.
  3. Actiong Out Emotional Expectations : Individu yang berduka melakukan tindakan emosional secara tanpa sadar seperti mudah marah dan lebih sensitif.
  4. Prolonged Stress : Individu mengeluarkan emosinya dengan menangis, berteriak ataupun dengan bentuk ekspersi lainnya.

Fase Ketiga : Conservation and The Need to Withdrawal

Fase ini merupakan fase dimana individu lebih menarik diri dari lingkungan. Individu merasa kelelahan dan membutuhkan waktu untuk memulihkan diri. Berikut Karakteristik di fase ini :

  1. Withdrawal and the Need to Rest : Pada periode ini individu lebih suka menyendiri untuk dapat berpikir dengan lebih jernih.
  2. Despair rather than Depression : Individu yang kehilangan harapan alias putus asa menginginkan sesuatu yang hilang itu kembali seperti semula.
  3. Diminished Social Support : Individu yang berduka membutuhkan dukungan sosial secara ekstra dan dalam jangka waktu lama.
  4. Helplessnessor Loss of Control : Individu membutuhkan pertolongan karena kehilangan kendali.

Fase Keempat : Healing

Pada fase ini individu sudah mencoba keluar dari proses kehilangan yang ia alami dengan karakteristik sebagai berikut :

  1. Reaching a Turning Point : Mulai memasuki proses pemulihan tapi sulit untuk menentukan kapan dan dimana individu itu memulai pemulihan. Individu perlahan menyadari kenyataan.
  2. Assuming Control : Individu sudah mulai bisa mengendalikan dirinya.
  3. Relinquishing Roles : Perasaan kehilangan sudah mulai tergantikan.
  4. Forming a New Idenitu : Individu mulai memutuskan untuk menerima keputuskan yang terjadi atau menjadi takdirinya daripada keputusan yang diambil oleh orang lain.
  5. Centering Ourselves : Individu mulai memusatkan perhatian pada dirinya sendiri kembali.

Fase Kelima : Renewal

Pada fase terakhir ini individu sudah mulai beradaptasi dan menerima kenyataan yang ditandai dengan karakteristik individu sudah mulai bisa bertanggung jawab atas perasaan dan dirinya sendiri.

Daftar Referensi :

S. Dorothy, Yolanda. (2010). Penghayatan Grief pada Ayah yang Menghadapi Kematian Anak. Universitas Sumatera Utara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *