Mediaperawat.id – Sedikitnya jumlah dokter spesialis onkologi dan tenaga perawat ahli menjadi masalah yang serius bagi penderita kanker anak, dimana setiap tahunnya kasus baru pada anak meningkat seperti leukimia 3.88- kasus, Non Hodgkin Lymphoma 64- kasus, Brain Central Nervous System dengan 637 kasus baru dan ditambah kasus baru kanker anak lainnya.
Perawat jadi salah satu topik hangat dalam acara Cross Talk penanggulangan kanker anak di Gedung Sujudi Kemenkes, Jakarta Selatan. dalam kesempatan tersebut Kemenkes telah memberikan kesempatan kepada salah satu Rumah Singgah Kanker Anak di Indonesia, yakni YKAKI (Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia) untuk mengadakan acara tersebut.
Turut hadir Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama RS Kanker Dharmais Jakarta dr. R. Soeko Werdi Nindito D., MARS., Direktur BPJS Kesehatan Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti MSc., Ph.D hadir beserta para Narasumber dan tamu undangan dari berbagai Rumah Sakit, Yayasan Rumah Singgah lain, Farmasi, Komunitas, Komite, Media dan lainnya serta tamu undangan jarak jauh turut hadir secara Luring melalui zoom pada tanggal 11 Desember 2024.
![Perawat Jadi Sorotan Di Cross Talk Kanker Anak](https://mediaperawat.id/wp-content/uploads/2024/12/Perawat-Jadi-Sorotan-Di-Cross-Talk-Kanker-Anak-2.jpg)
Dalam kesempatan ini Ira Soelistyo selaku Pemilik dan Ketua YKAKI menjabarkan beberapa problem dan tugas yang harus dibenahi agar penanggulangan kanker pada anak bisa menjadi lebih efektif dan efisien serta menjadi fokus khusus, dan juga beliau menambahkan dalam point pentingnya peran perawat pada departemen perawat kanker anak di Rumah Sakit.
Ira menekankan salah satu problem tersebut terletak pada “Rolling” Perawat di Rumah Sakit. Tenaga Perawat yang berada di ruang perawatan kanker anak khususnya sering dipindahkan ke ruang perawatan lain, contohnya perawat yang ditempatkan di ruang CA Pediatrik yang telah mendapatkan pendidikan, pelatihan dan sudah dinilai bagus dalam pekerjaanya dan perawat tersebut di rolling ke ruangan yang lain seperti ICU.Hal tersebut sangat disayangkan oleh ketua Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia ini karena pentingnya perhatian khusus pada pasien kanker anak. Selain itu, beliau menyampaikan bahwa harapannya bisa dihilangkannya rolling di RS bagi perawat agar perawatan kanker pada anak lebih intensif dan memberikan progres yang signifikan dalam pengobatan dan penyembuhan serta menyinggung jadwal kemoterapi yang diharapkan tidak memiliki batas seperti jadwal terapi misalnya pada jadwal di hari minggu agar dapat sesegera mungkin ditangani. Pemenuhan tenaga dokter dan perawat seperti universitas fakultas onkologi dan pelatihan khusus onkologi juga disebut dalam forum tersebut.
![Perawat Jadi Sorotan Di Cross Talk Kanker Anak](https://mediaperawat.id/wp-content/uploads/2024/12/Perawat-Jadi-Sorotan-Di-Cross-Talk-Kanker-Anak-3.jpg)
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin memberikan pernyataan untuk point Melatih Tenaga Kesehatan khusus kanker anak dan dapat menetap di Rumah sakit dan memiliki sertifikasi SDM khusus kanker anak.
“Jangankan SDM lain bu, dokter aja kurang banget, untuk fasilitas kemoterapi juga masih kurang, Kemenkes sedang menata ulang untuk perihal tersebut. aku sih apa yang kurang ya seperti kemoterapi, kita mau bagi alat 514 sampai sekarang kan hmm karena politiknya, akhirnya kita tata ulang untuk pembagian alatnya. Namun, ditambah syaratnya harus ada Dokter dan Perawat jadi ketika alatnya sampai dokter dan perawat sudah siaga dan siap,” ucap Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin dalam sambutannya.
Baca Juga: Pahami 15 Syarat Buka Praktik Mandiri Perawat (Praktik Perorangan) di Jakarta
Dengan adanya CrossTalk ini diharapkan menjadi langkah dan eksekusi pertama untuk meningkatkan penyembuhan kanker anak agar tidak putus pengobatan dengan target 60% pada tahun 2030 yang sudah berlangsung dari bulan Maret hingga sekarang yang sudah terhitung 10 bulan.
Referensi:
Forum Cross Talk Penanggulangan Kanker Anak, Kementrian Kesehatan 10 Desember 2024