Mediaperawat.id – Seorang perawat Rumah Sakit UMMI Bogor berisial SR diduga menjadi korban pemukulan oleh salah satu keluarga pasien berinisial FB pada Jumat Malam, 30 Mei 2025. Kasus ini menambah daftar panjang kekerasan terhadap tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit.
Mengutip dari Liputanbogor.com, kejadian ini berawal ketika seorang pasien yang diduga mengalami stroke tiba di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS UMMI sekitar pukul 21.00 WIB. Namun karena kondisi IGD sedang penuh dan tidak tersedia tempat tidur kosong, pihak rumah sakit, melalui dokter jaga, menjelaskan bahwa pasien akan dirawat sementara di kursi roda sambil menunggu bed kosong.
Di samping itu, pihak rumah sakit juga memberikan rekomendasi untuk merujuk pasien ke RS PMI karena keterbatasan obat. Pada mulanya, keluarga pasien menerima rekomendasi tersebut, namun kondisi berubah ketika FB adik pasien datang dan langsung emosi tanpa mendengarkan penjelasan dari pihak rumah sakit.
Baca Juga: Perawat Yang Suci dan Kotornya Dunia Politik: Alasan Mengapa Perawat Perlu Memahami Politik
Hal dikonfirmasi langsung oleh Legal RS UMMI Bogor Ilham Maulana, kepada awak media pihaknya menyampaikan bahwa dokter juga sudah menyarankan untuk merujuk pasien ke RS PMI karena keterbatasan obat yang tersedia di UMMI. Keluarga pasien sempat menyetujui arahan tersebut.
“Dua orang wanita dari pihak keluarga pasien menerima keputusan untuk dirujuk ke RS PMI. Namun, situasi berubah ketika FB, adik pasien, datang dan langsung emosi tanpa mendengar penjelasan perawat. Ia marah-marah dan langsung melakukan kekerasan fisik terhadap perawat kami, SR,” jelas Ilham saat ditemui pada Senin (2/6) dikutip dari Liputanbogor.com.
Akibat kerusuhan tersebut, kondisi sempat tidak terkendali dan mengganggu pasien lainnya. Pihak rumah sakit mencoba membawa pelaku keluar dari area rumah sakit, dan insiden sempat dilerai oleh satpam jaga. FB akhirnya meninggalkan lokasi.
Mirisnya, pelaku kekerasan yang berinisial FB diduga merupakan sosok yang juga pernah tersandung kasus pungli parkir di Alun-alun Empang depan rumah sakit dan sempat viral di media sosial.
Menurut informasi yang dihimpun pihak RS, FB dikenal kerap membuat keributan dan diduga merupakan koordinator pungutan liar di area parkir liar depan RS UMMI.
“Ini bukan kejadian pertama. Sebelumnya, pelaku juga sempat dilaporkan terkait kasus pungli di lahan parkir alun-alun Empang dan sudah ditangkap, namun dan dilimpahkan ke tim Siber Pungli” tambah Ilham.
Saat ini, pihak RS UMMI melalui kuasa hukum telah membuat laporan resmi ke Polsek Bogor Selatan dan melakukan visum terhadap korban di RS PMI sebagai bagian dari proses hukum.
Langkah ini diambil untuk memberi efek jera kepada pelaku dan memastikan perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan.
“Kami berharap pihak kepolisian bisa memproses kasus ini dengan serius. Petugas kesehatan seharusnya dilindungi, bukan menjadi sasaran kekerasan. Tidak boleh ada lagi intimidasi atau kekerasan terhadap tenaga medis di Kota Bogor,” tegas Ilham.
Kasus kekerasan terhadap SR menambah daftar panjang kekerasan terhadap nakes di Indonesia. Para pemerhati kesehatan dan masyarakat sipil turut mendesak supaya adanya langkah konkret dari pihak berwenang untuk memperketat keamanan di fasilitas pelayanan kesehatan serta menindak tegas pelaku intimidasi dan kekerasan terhadap petugas medis.