Hal yang paling sering didengar dari keluarga ketika menegur anaknya yang mandi di malam hari yakni ancaman bahwa mereka akan mudah terkena Paru Paru Basah. Idealnya, kondisi penyakit bisa dikatakan paru-paru basah atau ARDS bila kantung udara (ibarat balon) yang ukurannya kecil-kecil sebagai media pertukaran oksigen dan karbondioksida (alveoli) mengalami cedera (penyakit) sehingga tertimbun oleh darah, nanah, atau lainnya.
Acute Respiratory Distress Syndrome atau Adult Respiratory Distress Syndrome merupakan kondisi yang mengancam nyawa ditandai dengan dispnea, hipoksemia, dan edema pulmoner difusi (White, Duncan, & Baumle, 2013). Kondisi tersebut menyebabkan si balon kesulitan mempertahankan elastisitas untuk menyokong proses pertukaran udara hingga akhirnya bisa “meledak” atau kolaps.
Etiologi
Tanda dan Gejala
Baca Juga: Jenis-jenis Dermatitis dan Cara Mengatasinya
Patofisiologi
Respon inflamasi masif (setelah terpapar irritan/mediator kimia yang dilepas ketika muncul cedera sistemik) dari paru-paru yang meningkatkan parmeabilitas dari membran alveolusmengakibatkan pergerakan cairan (protein + sel darah) dari kapiler ke dalam ruang interstisial dan alveoluscairan edema paru nonkardiogenikcairan surfaktan mengalami penguranganparu menjadi kakumenurunkan daya kembang paru dan transpor gassulit untuk bernapas (Black & Hawks, 2009; Williams et al., 2013).
Suplai darah ke alveoli mungkin masih adekuat, namun kolaps karena alveoli berisi cairan sehingga alveoli yang fungsional ini gagal untuk melakukan pertukaran gas. Dilain tempat, terjadi vasokonstriksi yang menyebabkan penurunan pengikatan oksigen dari alveoli fungsional tersebut. Kondisi ini memengaruhi tekanan parsial gas, ion bikarbonat, dan pH darah yang pada akhirnya menyebabkan penderita mengalami asidosis respiratori (Williams et al., 2013).
Detail
Lippincott (2012) membahasnya dengan menarik dan mudah dipahami, berikut saya rangkum kronologis tiap fase yang dimaksud dari penjelasan sebelumnya.
Demikianlah ulasan mengenai paru-paru basah atau ARDS mulai dari definisi hingga pastifisiologinya, untuk lebih lanjutnya ketahui juga fase prognosis ARDS dalam artikel berikut ini: Mengenal Lebih Dekat dengan Si Paru Paru Basah (Part 2)
Daftar Pustaka
Aghababian, R. V. (Ed.). (2011). Essentials of emergency medicine (2nd ed.). Canada: Jones & Bartlett Learning, LLC.
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2009). Medical-surgical nursing: clinical management for positive outcomes (8th ed.). USA: Elsevier Inc.
Breedlove, R. (Ed.). (2006). Straight A’s in pathophysiology: a review series Straight A’s series. USA: LWW.
Brunner, L. S., Suddarth, D. S., Smeltzer, S. C. O., & Bare, B. G. (2004). Brunner & Suddarth’s textbook of medical-surgical nursing (10th ed.). USA: LWW.
Kumar, V., Abbas, A. K., & Aster, J. C. (2013). Robbins basic pathology (9th ed.). Philadelphia: Elsevier Saunders.
Lippincott. (2012). ACC atlas of pathophysiology (3rd ed.). USA: Lippincott Williams & Wilkins. Retrieved from http://www.amazon.com/dp/1605471526
Lippincott Williams & Wilkins. (2008). Straight A’s in medical-surgical nursing: medicine series Straight A’s. USA: LWW.
Porth, C. M. (2011). Essentials of pathophysiology (3rd ed.). USA: Wolters Kluwer Health, LWW.
Rubin, E., & Reisner, H. M. (2014). Essentials of Rubin’s pathology (6th ed.). Baltimore: Wolters Kluwer Health, LWW. doi:10.1002/1521-3773(20010316)40:6<9823::AID-ANIE9823>3.3.CO;2-C
Silbernagl, S., & Lang, F. (2000). Color atlas of pathophysiology. New York: Thieme. doi:10.1289/image.ehp.v119.i03
White, L., Duncan, G., & Baumle, W. (2013). Medical-Surgical nursing: an integrated approach (3rd ed.). USA: Delmar Cengage Learning.
Williams, L. S., & Hopper, P. D. (2007). Understanding medical surgical nursing (3rd ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Williams, L. S., Hopper, P. D., Porth, C. M., White, L., Duncan, G., Baumle, W., … Hawks, J. H. (2013). Essentials of pathophysiology. (R. V. Aghababian, Ed.) (3rd ed.). USA: Wolters Kluwer Health, LWW. doi:10.1002/1521-3773(20010316)40:6<9823::AID-ANIE9823>3.3.CO;2-C