banner 728x250
Askep  

Laporan Pendahuluan : Asuhan Keperawatan Pola Napas Tidak Efektif dengan Gangguan Sistem Peredaran Darah ; Coronary Artery Disease (CAD)

  1. Pengertian

Penyakit arteri coroner (CAD) adalah penyempitan atau penyumbatan arteri coroner, arteri yang menyalurkan darah ke otot jantung. Bila aliran darah melambat, jantung tak mendapat cukup oksigen dan zat nutrisi. Hal ini biasanya mengakibatkan nyeri dada yang di sebut angina. Bila satu atau lebih dari arteri coroner tersumbat sama sekali, akibatnya adalah serangan jantung (kerusakan pada otot jantung). (Brunner and Sudarth, 2001).

Penyakit jantung coroner/penyakit arteri coroner merupakan suatu manifestasi khusus dan ateroklerosis pada arteri coroner. Plak terbentuk pada percabangan arteri yang ke arah arteri kiri, arteri koronaria kanan dan agak jarang pada arteri sirkumflek. Aliran darah ke distal dapat mengalami obstruksi secara permanen maupun yang disebabkan oleh akumulasi plak atau pengumpulan. Sirkulasi kolateral berkembang di sekitar obstruksi arteromasus yang menghambat pertukaran gas dan nutrisi ke miokardium. 

Penyakit jantung coroner / penyakit arteri coroner (penyakit artherostrofik) merupakan suatu manifestasi khusus dan arterosclerosis pada arteri coroner. Unsur lemak yang disebut palque dapat terbentuk didalam arteri, menutup dan membuat aliran darah dan oksigen yang dibawanya menjadi kurang untuk disuplai ke otot jantung. Palque terbentuk pada percabangan arteri yang kea rah arterion kiri, arteri koronaria kanan dan agak jarang pada arteri siromflex. Aliran darah ke distal dapat mengalami obstruksi secara permanen maupun sementara yang disebabkan oleh akumulasi palque atau penggumpalan. Sirkulasi pertukaran gas dan nutrisi ke miokardium. Kegagalan sirkulasi kolateral untuk menyediakan supply oksigen yang adekuat ke sel yang berakibat terjadinya penyakit arteri koronaria, gangguan aliran darah karena obstruksi tidak permanen (angina pektoris dan angina preinfark) dan obstruksi permanen (miocard infarct).  (Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Dep. Kes, 1993).

Kegagalan sirkulasi untuk menyediakan suplai oksigen yang adekuat ke sel yang berakibat terjadinya penyakit arteri koronaria, gangguan aliran darah karena obstruksi tidak permanen (angina pektoris dan angina preinfark) dan obstruksi permanen (miocard infarct). ((Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Dep. Kes, 1993).

  1. Etiologi

Penyakit arteri coroner bisa menyerang semua ras, tetapi angka kejadian paling tinggi ditemukan pada orang kulit putih. Tetapi ras sendiri tampaknya bukan merupakan bourgeois penting dalam gaya hidup seseorang. Secara spesifik, factor – factor yang meningkatkan resiko terjadinya penyakit arteri coroner adalah: 

  • Berusia lebih dari 45 tahun (bagi pria) sangat penting bagi kaum pria mengetahui usia rentan terkena penyakit jantung coroner. Pria berusia lebih dari 45 tahun lebih banyak menderita serangan jantung ketimbang pria yang berusia jauh di bawah 45 tahun. 
  • Berusia lebih dari 55 tahun atau mengalami menopause dini sebagai akibat operasi (bagi Wanita). Wanita yang telah berhenti mengalami menstruasi (menopause) secara fisiologis ataupun secara dini (pascaoperasi) lebih kerap terkena penyakit jantung coroner apalagi Ketika usia Wanita itu telah menginjak usia (usia lanjut). 
  • Riwayat penyakit jantung dalam keluarga sering merupakan akibat dari profil kolesterol yang tidak normal, dalam artian terdapat kebiasaan yang “buruk” dalam segi diet keluarga. 
  • Diabetes

Kebanyakan penderita diabetes meninggal bukanlah karena meningkatnya level gula darah, namun karena kondisi komplikasi ke jantung mereka.

  • Merokok 

Merokok telah disebut-sebut sebagai salah satu factor resiko utama penyakit jantung coroner. Kandungan nikotin di dalam rokok dapat merusak dinding (endotel) pembuluh darah sehingga mendukung terbentuknya timbunan lemak yang akhirnya terjadi sumbatan pembuluh darah. 

  • Tekanan darah tinggi (Hipertensi) 

Tekanan darah yang tinggi dan menetap akan menimbulkan trauma langsung terhadap dinding. Pembuluh darah arteri koronaria, sehingga memudahkan terjadinya arterosklerosis coroner (factor – factor) yang merupakan penyebab penyakit arteri/jantung coroner. 

  • Kegemukan (Obesitas)

Obesitas (kegemukan yang sangat) bisa merupakan manifestasi dari banyaknya lemak yang terkandung di dalam tubuh. Seseorang yang obesitas lebih menyimpan kecenderungan terbentuknya plak yang merupakan cikal bakal terjadinya penyakit jantung coroner. 

  • Gaya Hidup Buruk 

Gaya hidup yang buruk terutama dalam hal jarangnya olahraga ringan yang rutin serta pola makan yang tidak dijaga akan mempercepat seseorang terkena penyakit jantung coroner. 

  • Stress

Banyak penelitian yang sudah menunjukkan bahwa bila menghadapi situasi yang tegang, dapat terjadi aritmia jantung yang membahayakan jiwa.

  1. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis menurut Price & Lorraine (2001) seperti:

  • Dada terasa tidak enak (digambarkan sebagai mati rasa, berat, atau terbakar: dapat menjalar ke Pundak kiri, lengan, leher, punggung, atau rahang)
  • Sesak napas
  • Berdebar – debar
  • Denyut jantung lebih cepat
  • Pusing
  • Mual 
  • Kelemahan yang luar biasa
  1. Patofisiologi

CAD atau penyakit jantung coroner berawal dari penimbunan lemak pada pembuluh darah arteri yang mensuplai darah ke jantung. Akibat dari proses ini pembuluh darah arteri menyempit dan mengeras, sehingga jantung kekurangan pasokan darah yang kaya oksigen. Akibatnya fungsi jantung tergantung dan harus bekerja sangat keras. Penyakit ini sering juga disebut dengan istilah atherosclerosis (Suiraoka, 2012).

Aterosklerosis merupakan komponen penting yang berperan dalam proses pengapuran atau penimbunan elemen – elemen kolesterol. Salah satu hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa kolesterol dalam batas normal juga sangat penting bagi tubuh. Masalahnya akan berbeda Ketika asupan kolesterol berlebihan. Asupan lemak yang adekuat yang berhubungan dengan keadaan patologi yaitu penyakit jantung coroner erat hubungannya dengan peningkatan kadar profil lipid (Suiraoka, 2012).

Kebutuhan oksigen yang melebihi kapasitas suplai oksigen oleh pembuluh darah yang mengalami gangguan menyebabkan terjadinya iskemia miokardium local. Iskemia yang bersifat sementara akan menyebabkan perubahan reversible pada tingkat sel dan jaringan, dan menekankan fungsi miokardium. Apabila iskemia ini berlangsung lebih dari 30 – 45 menit akan menyebabkan kerusakan sel yang sifatnya irreversible serta nekrosis atau kematian otot jantung. Bagian yang mengalami infark atau nekrosis akan berhenti berkontraksi secara permanen. Otot yang mengalami infark mula – mula akan tampak memar dan sianotik akibat berkurangnya aliran darah regional. Dalam waktu 24 jam akan timbul edema pada sel-sel, respons peradangan disertai infiltrasi leukosit. Enzim-enzim jantung akan dilepaskan oleh sel-sel yang mengalami kematian (Fathoni, 2011).

Penyumbatan pada pembuluh darah juga dapat disebabkan oleh penumpukan lemak disertai klot trombosit yang diakibatkan kerusakan dalam pembuluh darah. Kerusakan pada awalnya berupa plak fibrosa pembuluh darah, namun selanjutnya dapat menyebabkan penumpukan klot darah. Pada akhirnya dampak akut sekaligus fatal dari penyakit jantung coroner berupa serangan jantung (Fajar, 2015). 

  1. Penatalaksanaan

Berbagai obat-obatan membantu pasien dengan penyakit arteri jantung. Yang paling umum diantaranya:

  • Aspirin / Klopidogrel / Tiklopidin

Obat-obatan ini mengencerkan darah dan mengurangi kemungkinan gumpalan darah terbentuk pada ujung arteri jantung menyempit, maka dari itu mengurangi resiko serangan jantung.

  • Beta – Bloker (e.g Atenolol, Bisoprolol, Karvedilol)

Obat – obatan ini membantu untuk mengurangi detak jantung dan tekanan darah, sehingga menurunkan gejala angina juga melindungi jantung.

  • Nitrates (e.g. Isosobride Dinitrate)

Obat – obatan ini bekerja membuka arteri jantung, dan kemudian meningkatkan aliran darah ke otot jantung dan mengurangi gejala nyeri dada. Bentuk nitrat bereaksi cepat, Gliseril Trinitrat, umumnya diberikan berupa tablet atau semprot dibawah lidah, biasa digunakan untuk mengilang nyeri dada secara cepat. 

  • Angiotensin – Converting Enzy Inhibitors (e.g. Enalpril, Perindopril) and angiotensin Receptor Blockers (e.g. Losartam Valsartan) 

Obat – obatan ini memungkinkan aliran darah ke jantung lebih mudah, dan juga membantu menurunkan tekanan darah. 

  • Obat – obatan penurun lemak (seperti fenofibrate, Simvastatin, Atorvastatin, Rosuvastatin). 

Obat – obatan ini menurunkan kadar kolesterol jahat (Lipoprotein Densitas -Rendah), yang merupakan salah satu penyebab umum untuk penyakit jantung coroner dini atau lanjut. Obat – obatan tersebut merupakan andalan terapi penyakit jantung coroner.

(DOK/AM)

  1. Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/39073174/ASKEP_CAD

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *