banner 728x250

Pendidikan Seksual Untuk Anak, Dianggap Tabu. Padahal Penting Lho!

edukasi.kompas.com

“Mama, apa sih mens itu?” 

“Eh siapa yang ngajarin? Nanti aja kalau sudah besar tau kok.”

Masih sering mendengar percakapan seperti ini di lingkungan sekitar? Sayang sekali, mungkin jawabannya adalah iya. 

Pendidikan seksual masih dianggap tabu di kalangan masyarakat sekitar. Padahal pendidikan seks adalah salah satu upaya pengajaran, penyadaran dan pemberian informasi tentang masalah seksual. Anak – anak harus mendapatkan pendidikan seks sejak dini supaya mencegah penyimpangan seksual. 

Maraknya kasus pelecehan seksual juga menjadi alasan kenapa pendidikan seksual harus diberikan. Dengan adanya pengetahuan akan hal ini, anak dapat mengerti mana yang tergolong pelecehan seksual.

Pendidikan seks dapat diberikan orang tua kepada anak saat mulai berusia 3 – 4 tahun. Kenapa? Karena pada usia ini anak sudah dapat melakukan komunikasi dua arah dan sudah paham mengenai bagian tubuh. Orang tua dipercaya memberikan pendidikan ini karena mereka adalah orang yang dekat dengan anak. Sehingga harapannya anak akan merasa nyaman dan terbuka.

Apa tujuan dari hal ini? Menurut Counterman & Kirkwood, pendidikan seks pada anak   usia dini hakikatnya adalah mengenalkan anak tentang jenis kelamin dan cara menjaganya baik dari sisi kesehatan, kebersihan, kemamanan serta keselamatan berdasarkan tingkat perkembangan anak.

Baca Juga : Trend Traveling Nurse Di Luar Negeri

Orang tua yang dianggap mengenal anak dan mengetahui keseharian anaknya diharapkan dapat memberikan pendidikan seksual secara alamiah dan sesuai tahapannya. Namun tetap saja pendidikan seks masih dianggap tabu oleh beberapa orang tua. Mereka terus beranggapan bahwa anak masih terlalu dini untuk hal tersebut.

Deputi Bidang Perlindungan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Nahar mengatakan, sejak Januari hingga 31 Juli 2020 tercatat ada 4.116 kasus kekerasan pada anak di Indonesia. 2.556 nya adalah kekerasan seksual.

Dengan maraknya kasus kekerasan seksual yang tak terlihat garis finishnya, ditambah lagi pergaulan bebas yang mulai mengkhawatirkan, alangkah lebih baiknya jika orang tua mulai memberikan pendidikan seksual terhadap anak. Selain itu jika anak tidak diberitahu oleh orang tua, mereka bisa saja akan mencari tau sendiri melalui media elektronik semacam TV, video, CD, film, internet, HP, dan media cetak seperti koran, majalah, tabloid yang berbau porno.

Source : Halodoc.com

Berdasarkan jurnal “Pentingnya pendidikan seks untuk anak usia dini” yang ditulis Ratnasari, R. F., & Alias, M pada tahun 2016, berikut adalah pendidikan seks untuk anak berdasarkan usia : 

  • 3 – 5 tahun

Mengajarkan anak nama dan fungsi organ tubuh anak. Hal ini bisa dilakukan saat mandi. Jangan gunakan istilah seperti ‘apem’ atau ‘burung’, gunakan istilah ‘vagina’ atau ‘penis’. Beritahu juga pada mereka bahwa organ tersebut adalah milik pribadi. Dia berhak menolak dan memiliki hak jika ada yang ini menyentuhnya.

  • 6 – 9 tahun

Orang tua dapat mengajarkan anak apa yang harus dilakukan untuk melindungi dirinya. Misal menolak jika ada yang menyuruh membuka bajunya, meskipun diberi sesuatu. Orang tua juga diharapkan lebih dekat dengan anak agar mereka tidak malu untuk curhat masalah seksual.

  • 9 – 12 tahun

Ajarkan anak bagian mana yang berubah saat puber. Orang tua mulai mengajarkan mimpi basah dan menstruasi kepada anak serta menjelaskan bahwa hal tersebut adalah normal.

  • 12 – 14 tahun

Pada usia ini, orang tua harus sudah mengajarkan mengenai system reproduksi. Kenapa? Karena pada usia ini dorongan seks mulai meningkat. Orang tua juga harus menjelaskan konsekuensi biologis, fisiologis dan sosiologis dari hubungan seksual. 

Hal – hal tersebut dapat diterapkan orang tua dengan berbekal wawasan dan materi yang informatif untuk anak. Selain itu sampaikan dengan yakin dan terbuka. Penting untuk membuat anak yakin bahwa pendidikan ini bermanfaat. 

Dengan diberikannya pendidikan seksual sejak dini, harapannya anak – anak dapat mengambil langkah yang benar dan melindungi dirinya. Jadi tunggu apalagi Bunda Ayah? Yuk mulai memberikan pendidikan seksual pada buah hati!

(DOK/AF)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *