banner 728x250
SPO  

SPO Keperawatan : Pemantauan Tanda dan Gejala Ketidakseimbangan Elektrolit

Foto : Ilustrasi pemantauan cairan dan elektrolit pasien/ Dok. Freepik.com

Kategori : Fisiologis
Subkategori : Nutrisi & Cairan

Definisi
Mengumpulkan dan menganalisis data terkait keseimbangan kadar elektrolit.

Diagnosis Keperawatan

  • Hipervolemia
  • Hipovolemia
  • Risiko Hipovolemia
  • Risiko Ketidakseimbangan Cairan
  • Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit
  • Risiko Syok
  • Nausea
  • Diare
  • Risiko Penurunan Curah Jantung

Luaran Keperawatan

  • Status Cairan Membaik
  • Keseimbangan Cairan Meningkat
  • Keseimbangan Elektrolit Meningkat
  • Tingkat Syok Menurun
  • Tingkat Mual Menurun
  • Eliminasi Fekal Membaik
  • Curah Jantung Meningkat

Baca Juga : SPO Keperawatan : Resusitasi Jantung Paru pada Pasien Anak

Prosedur

  1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal
    lahir, dan/atau nomor rekam medis)
  2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
  3. Monitor kadar elektrolit serum
  4. Monitor tanda dan gejala ketidakseimbangan kadar elektrolit:
    • Hipokalemia (meliputi kelemahan otot, interval QT memanjang, gelombang T datar atau terbalik, depresi segmen ST, gelombang U, kelelahan, parestesia, penurunan refleks, anoreksia, konstipasi, motilitas usus menurun, pusing, depresi pernapasan)
    • Hiperkalemia (meliputi peka rangsang, gelisah, mual, muntah, takikardia mengarah ke bradikardia, fibrilasi/takikardia ventrikel, gelombang T tinggi, gelombang P datar, Kompleks QRS tumpul, blok jantung mengarah asistol)
    • Hiponatremia (meliputi disorientasi, otot berkedut, sakit kepala, membran mukosa kering, hipotensi postural, kejang, latergi, penurunan kesadaran)
    • Hipernatremia (meliputi haus, demam, mual, muntah, gelisah, peka rangsang, membran mukosa kering, takikardia, hipotensi, latergi, konfusi, kejang)
    • Hipokalsemia (meliputi peka rangsang, tanda Chvostek [spasme otot wajah] tanda Trousseau (spasme karpal], kram otot, interval QT memanjang)
    • Hiperkalsemia (meliputi nyeri tulang, haus, anoreksia, latergi, kelemahan otot, segmen QT memendek, gelobang T lebar, compels QRS lebar, interval PR memanjang)
    • Hipomagnesemia (meliputi depresi pernapasan, apatis, tanda chvostek, tanda Trousseau, konfusi, disritmia)
    • Hipermagnesemia (meliputi kelemahan otot, hiporefleks, bradikardia, depresi SSP, latergi, koma, depresi)
  5. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
  6. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
  7. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
  8. Dokumentasikan hasil pemantauan

Referensi
– PPNI. 2021. Pedoman Standar Prosedur Operasional Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *