banner 728x250
Askep  

Diagnosa “Kesiapan Peningkatan Konsep Diri” dalam Keperawatan Gerontik

@Ilustrasi/ Freepik.com

Mediaperawat.id – Masih ingat dengan diagnosa nomer 0089 di SDKI? Yup diagnosa kesiapan peningkatan konsep diri. Apa sih konsep diri itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konsep diri merupakan salah satu hal yang mempengaruhi cara pandang individu terhadap dirinya sendiri. Sementara menurut Chaplin, dalam kamus lengkap psikologi, konsep diri adalah evaluasi individu mengenai dirinya sendiri, penilaian dan penafsiran mengenai diri sendiri oleh individu ang bersangkutan.

Apa betul konsep diri menjadi salah satu masalah gerontik? Yap bisa loh! Karena menurut penelitian penurunan konsep diri akan mempengarui pola pemikiran lanjut usia terhadap perilakunya. Perubahan konsep diri pada lanjut usia terutama disebabkan  oleh kesadaran subyektif yang terjadi yang sejalan dengan  bertambahnya  usia. Apabila lanjut usia menyadari adanya  perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri mereka maka akan berfikir dan bertingkah laku   yang seharusnya dilakukan oleh lanjut usia. Lanjut usia akan banyak mengalami perubahan fisik kemampuan dan fungsi tubuh yang akan mengkibatkan  tidak stabilnya konsep diri (Nugroho, 2008).

Simak hal – hal berikut supaya dapat membantu Askep kamu ya!

Pengkajian yang tidak boleh lupa adalah persepsi tentang penyakit, pengkajian konsep diri ( gambaran diri, ideal diri, peran diri, harga diri, identitas), keadaan sosial, hubungan sosial dan spiritual. Atau bisa ditambah Inventaris Depresi Beck ( IDB ).

Sementara itu tujuan atau luaran yang dapat ditulis :

1. Konsep diri  (L.14136)

Indikator
Verbalisasi kepuasan terhadap diri
Verbalisasi kepuasan terhadap harga diri
Verbalisasi kepuasan terhadap penampilan peran
Verbalisasi kepuasan terhadap citra tubuh
Verbalisasi kepuasan terhadap identitas diri
Verbalisasi keinginan meningkatkan konsep diri
Verbalisasi rasa percaya diri
Verbalisasi penerimaan terhadap kelebihan diri
Verbalisasi penerimaan terhadap kebatasan diri

Keterangan :

1 : Memburuk
2 : Cukup memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup membaik
5 : Membaik

2. Tingkat pengetahuan (L.12111)

Indikator
Perilaku sesuai anjuran meningkat
Verbalisasi minat dalam belajar meningkat
Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang satu topik meningkat
Kemampuan menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai dengan topik meningkat
Perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat
Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun
Persepsi yang salah terhadap masalah menurun
Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat menurun
Perilaku membaik

Keterangan :

1 : Memburuk
2 : Cukup memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup membaik
5 : Membaik

BACA JUGA : Asuhan Keperawatan Pada Pasien Lansia Dengan Diagnosa Keperawatan Depresi, Kesepian, Dan Resiko Jatuh

Berikut adalah intervensi yang dapat ditulis :

a. Dukungan keluarga merencanakan perawatan (I.13477)

Observasi

  • Identfikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan
  • Identifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan bersama keluarga
  • Identifikasi sumber – sumber yang dimiliki keluarga
  • Identifikasi tindakan yang dapat dilakukan keluarga

Terapeutik

  • Memotivasi pengembangan sikap dan emosi yang mendukung upaya kesehatan
  • Gunakan sarana dan fasilitas yang ada dalam keluarga
  • Gunakan perubahan lingkungan rumah secara optimal

Edukasi

  • Informasikan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
  • Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
  • Ajarkan cara perawat yang bisa dilakukan keluarga

b. Promosi Harga Diri (I.09308)

Observasi

  • Monitor verbalisasi merendahkan diri sendiri
  • Monitor tingkat harga diri setiap waktu, sesuai kebutuhan terapeutik

Terapeutik

  • Motivasi terlibat dalam vervalisasi positif untuk diri sendiri
  • Diskusikan persepsi negatif diri

Edukasi

  • Jelaskan kepada keluarga pentingnya dukungan dalam perkembangan positif diri pasien
  • Latih cara berpikir dan berprilaku positif

c. Promosi koping (I.09312)

Observasi

  • Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan
  • Identifikasi kemampuan yang dimiliki
  • Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan
  • Identifikasi pemahaman proses penyakit
  • Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan
  • Identifikasi metode penyelesaian masalah
  • Identifikasi kebutuahn dan keinginan terhadap dukungan sosial

BACA JUGA : Cara Menentukan Prioritas Diagnosa Keperawatan

Terapeutik

  • Diskusikan perubahan peran yang dialami
  • Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
  • Diskusikan alas an mengkritik diri sendiri
  • Diskusikan untuk mengklarifikasi keslahpahaman dan mengevaluasi perilaku sendiri
  • Diskusikan konsekuensi tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa malu
  • Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri
  • Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan
  • Berikan pilihan realistis mengenai aspek-aspek tertentu dalam perawatan
  • Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis
  • Tinjau kembali kemampuan dalam pengambilan keputusan
  • Hindari mengambil keputusan saat pasien verada dibaeah tekanan
  • Motivasi terlibat dalam kegiatan social
  • Motivasi mengidentifikasi system pendukung yang tersedia
  • Damping saat berduka (mis.penyakit kronis, kecacatan)
  • Perkenalkan dengan orang atau kelompok atau kelompok yang berhasil mengalami pengalaman sama
  • Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat
  • Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancam

Edukasi

  • Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama
  • Anjurkan penggunaan sumber spiritual, jika perlu
  • Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
  • Anjurkan keluarga terlibat
  • Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik
  • Anjurkan keluarga terlibat
  • Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik
  • Anjurkan cara memecahkan maslah secara konstruktif
  • Latih penggunaan teknik relaksasi
  • Latih kemampuan social, sesuai kebutuhan
  • Latih mengembangkan penilaian objektif

Kenapa sih dukungan keluarga sangat diperlukan? Menurut jurnal yang ditulis Romadlani, R., Nurhidayati, T., & Syamsianah, A. pada tahun 2013, peran keluarga disini adalah membantu lansia memecahkan masalah yang dihadapinya. Keluarga harus dapat meluangkan waktu untuk berbagi cerita, mendengarkan, memperhatikan, memberikan masukan atau solusi jika lansia sedang menghadapi masalah. Dukungan keluarga mampu meningkatkan semangat lansia menghadapi masa tuanya dengan baik dan dapat pula membentuk konsep diri yang baik. Sehingga terbukti adanya  hubungan antara dukungan keluarga dengan konsep diri lansia.

BACA JUGA : Cakupan Informatika dalam Keperawatan

Nah, pernahkah kamu menemukan diagnosa ini disekitarmu?

(Dok/AF)

Referensi :

PPNI, T. P. S. D. (2017). Standar diagnosis keperawatan indonesia.

PPNI, T. P. S. D. (2018). Standar intervensi keperawatan indonesia.

Romadlani, R., Nurhidayati, T., & Syamsianah, A. (2013). Hubungan Dukungan Keluarga Dan Kemandirian Lansia Dengan Konsep Diri Lansia Di Kelurahan Bambankerep Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang. Jurnal Keperawatan Komunitas, 1(1).

Romadlani, R., Nurhidayati, T., & Syamsianah, A. (2013). Hubungan Dukungan Keluarga Dan Kemandirian Lansia Dengan Konsep Diri Lansia Di Kelurahan Bambankerep Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang. Jurnal Keperawatan Komunitas, 1(1).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *